Kasih Yang Terbenam


Wanita sepertiku, bukanlah tipe wanita yang dengan mudah dapat jatuh dan terpana kepada seorang pria. 

Tampan apa artinya jika dia tak setia?

Sulit rasanya melupakan seseorang yang pernah menyentuh memori masa lalu.

Tidak semudah mengupas kulit pisang yang akhirnya dibuang.
 Proses yang memakan waktu yang sangat lama dan.. akhirnya juga gagal. Itulah aku.

Aku belum bisa membuka hati untuk seseorang yang datang... 
Tak semudah itu. Kau tahu? Aku bukan wanita murahan yang bisa secepatnya melupakan dan mengganti ‘dia’ yang pernah menemani kehidupanku yang lalu, dengan seseorang yang ‘baru’.
Tidak. Aku. Tidak. Begitu.
Ketika waktu terus terbenam, akupun semakin larut dalam kehampaan, hati... 
Kucoba renungkan, 
“selama ini aku sia-sia”..
"seharusnya aku tak begini”...
”aku terlalu larut dalam kehampaan yang tak berujung”....

Hatiku mulai tergerak, ukiran namanya pun larut melarut dan akhirnya menghilang, dihatiku yang sebelumnya pernah ia pahat. 

Waktu.
Memang butuh tak sedikit waktu. 
Tiga tahun adalah waktu yang sebenarnya ‘tidak cukup’ untuk menghapus rekam jejakku bersama dia.
Tapi sudahlah, masa pasti berlalu..Itulah masa lalu. Lupakan, dan ingat, esok adalah masa depan.

Berbicara tentang masa depan, itu tak bisa dikira. 
Apakah kau pernah menebak bahwa akan ada seseorang datang untukmu? Aku rasa aku tidak. 
Memang perkenalan yang singkat dan terkesan acuh itu membekaskan sebuah kisah. 

Dimana aku bertemu dengan ‘seseorang yang baru’. Sebelumnya aku tak pernah menyangka, bahwa dia mampu membuatku terdiam saat berada tak jauh darinya.
Awalnya kupikir bahwa rasa itu hanyalah ilusi sementara.
Ternyata aku salah, rasa itu pun semakin memendam dan akhirnya terbenam.
Selalu ku pasang muka acuhku saat bertatapan dengannya, seolah aku ‘tak peduli’.
Dan kau tahu, yang terjadi sebenarnya? Aku.Sangat.Sangat.Peduli.
Tapi aku tahu, aku tak boleh lantang.

Jika boleh aku bicara, aku akan mengungkap, berapa lama aku diam-diam memperhatikanmu? 
Berapa lama aku menahan rasa gelisah saat berada didekatmu? 
Berapa lama aku menahan panasnya api, saat aku terbakar oleh cemburu? 
Berapa lama? 
Kau tahu?

Dari awal kita bertemu, dari titik itu. Aku mulai mengagumimu. 
Rasa penasaran membawaku terlarut untuk mengetahui ‘siapa kamu?’. 
Selama inilah aku selalu memantaumu, kau tahu? Kurasa kamu tidak.

Selama ini aku mencoba untuk menjawab semua teka-teki misteriusmu itu, kamu berhasil menjebakku dalam permainanmu. 

Dan sekali lagi kukatakan, itu membutuhkan waktu yang lama untuk mengungkap rahasia yang
sengaja kau tata rapi.Tapi itu tak berarti aku menyerah semudah melambaikan tangan.

Dengar, aku mencoba mengartikan kemisteriusanmu selama ini.
Aku tak berani bilang, bahwa aku dapat mengartikan teka-tekimu. 
Dan mungkin aku salah menerjemahkan teka-tekimu itu
Sudahlah, mungkin aku memang salah, selama ini aku mengartikan bahwa kau juga punya rasa yang sama sepertiku. Karena aku  tak pantas untukmu.
Dan setelah perpisahan ini, baru aku mengerti. 
Bahwa cinta yang terpendam itu, perih.
Aku bersikap seolah tak bisa apa-apa, cintaku diam dan terpendam, lalu terbenam dalam.
Karena kita tak searah, kau dikanan dan aku dikiri. 
Kita harus menyusuri jalan masing-masing, dan aku tak tahu.
Apakah dijalan ini, kita dapat bertemu kembali? 


Kasih Yang Terbenam, ku tulis dengan nyanyian syahdu sang hati
9 Agustus 2014

Fayna Faradiena

Comments

Popular Posts