Dina’s Journey : Pesona Alam Baduy
Baduy merupakan salah satu suku di Indonesia yang terletak di Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten. Suku Baduy juga dikenal sebagai Kanekes. Suku Baduy ini
sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu Suku Baduy Luar dan Dalam. Keduanya
memiliki perbedaan pada interaksinya dengan dunia luar. Suku Badur Luar, lebih
terbuka (dapat berinteraksi) dengan masyarakat luar, sedangkan Suku Baduy Dalam
sangat tertutup dan sangat menjaga interaksi dengan dunia luar, termasuk
teknologi. Mereka tidak menerima kemajuan teknologi di wilayahnya.
Untuk
memasuki daerah Baduy Dalam menempuh perjalanan yang sangat panjang dan tak
setiap orang bisa memasuki wilayah tersebut. Namun, para wisatawan masih bisa berkunjung ke Baduy Luar untuk
mempelajari serta menikmati pesona keindahan alam Baduy. Saat itu, saya
berangkat pukul 08:00 WIB dari Kecamatan Muncang, perjalanan menempuh waktu
kurang lebih dua jam menggunakan mobil PS (sejenis elf). Sepanjang jalan, mata disejukkan oleh pemandangan pepohonan
dan perbukitan. Setibanya disana, kami harus menempuh jarak lagi dengan
berjalan kaki untuk menyusuri Baduy Luar, kurang lebih satu jam.
Pada saat memasuki kawasan, banyak sekali toko yang menjual
pernak-pernik khas Baduy. Yang menjadi ciri khas dari Suku ini adalah batiknya,
batik berwarna biru elektrik dengan motif berwarna hitam. Setelah memasuki
kawasan, tibalah pada gerbang yang bertuliskan “Selamat Datang di Baduy”.
Disinilah perjalanan sesungguhnya pun dimulai.
Kami berjalan kaki menyusuri pedalaman Suku Baduy Luar, pemandangannya
sangat asri dan budaya lokal yang masih sangat kental dan khas. Di setiap rumah
menjual souvenir khas Baduy seperti
baju khas Suku Baduy, kain tenun, madu, batik Baduy, tas serat kayu, gelang
serat kayu, dan gantungan kunci bertuliskan “BADUY”.
Pada saat menyusuri permukiman warga,
Seringkali saya menjumpai mereka berjalan sangat cepat,
ini merupakan salah satu ciri khas Suku Baduy.
Saya juga sempat mengajak cerita salah seorang Bapak yang merupakan Suku
Baduy Luar, beliau lengkap mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala batik
Baduy, tanpa mengenakan alas kaki sembari memikul beban.
Perjalanan kami menyusuri Baduy Luar kami cukupkan hingga pada jembatan
bambu yang dialiri sungai deras di bawahnya. Untuk sampai jembatan saja kami
membutuhkan waktu lebih dari satu jam, dan untuk kembali pun membutuhkan waktu
yang sama. Kurang lebih kami memerlukan waktu 2,5 jam untuk menikmati keindahan
alam Baduy.
Jika kalian ingin mengunjungi Baduy Luar, yang harus dipersiapkan adalah
kesehatan fisik karena cukup melelahkan untuk berjalan menyusuri pedalaman.
Persiapkan juga bekal yang cukup, karena di dalam sana Anda tidak akan
menjumpai minimarket, jadi bawa
minuman dan makanan yang cukup, dan jangan buah sampah sembarangan ya!
Anda juga bisa mempersiapkan uang, jikalau ingin membeli souvenir khas Baduy sebagai oleh-oleh,
harganya lumayan terjangkau, untuk gelang dan gantungan kunci harganya berkisar
Rp. 2,500 – Rp. 5,000. Untuk tas serat kayu mulai dari Rp. 25,000 – Rp. 60,000,
sedangkan tenun sepanjang 2 meter berkisar Rp. 200,000. Souvenir yang dijual disini 100% asli buatan Suku Baduy, sangat
etnik, unik, dan berkualitas. Untuk melakukan trip ke Baduy, terdapat beberapa
alternatif pilihan seperti mengikuti trip yang memang disediakan, atau pergi
sendiri (backpacker). Untuk kalian
yang ingin backpacker, sebenarnya tahapannya tidak begitu rumit. Dari stasiun
Rangkasbitung, Anda cukup menyambung perjalanan menggunakan mobil PS yang
tersedia tak jauh dari stasiun, adapun ongkos mobil PS tujuan Baduy, berkisar
Rp. 35,000 – Rp. 50,000 sekali pergi. Siap untuk menikmati pesona alam Baduy ?
#Day28 #RamadhanInspiratif #Aksara
#30HariMenulisChallenge
Fayna Faradiena
Comments
Post a Comment